Ada aura rahmat memancar dibalik warna keemasan itu. Seakan tak percaya bahwa engkau hanyalah batu batu yang disusun Ibrahim Alaihissalam.. Indahnya mempesonakan mata berkaca kaca, semerbak kabut ketakutan, membiaskan dosa dosa. Laksana lukisan menyala nyala.
Debaran demi debaran dalam desakan, berkecamuk mengaduk ngaduk belantara dada...
Tumpahlah rindu rindu,
Kemerduan yang teredam dalam ribuan shalat shalat,
Belum sempat bibir bergetar..
Tiba tiba hati melepuh! luluh.
Tetes bening berjatuhan, seperti hujan tak tertahan..
Dinding itu bergetar, seketika
Tepiannya meleleh tak berirama.
Disana tak ada rencana,
Hanya engkau dan Dia
Menyatu dalam jiwa, ketakutan
Melebur bersama reruntuhan dosa
Ada maaf di Dinding Multazam..
Wahai jiwa..
Hati yang manakah tak bersimpuh
Tak ada yang mampu membantah auranya..
Siapa yang mampu meredam..
HATI DAN JIWA MENYATU,
LULUH DI HADAPAN MULTAZAM...
Rindu telah bertemu,
Memandangi selembut hati, menatapi sepenuh keindahan
Membelai belai mesra tepiannya, diantara desakan
Bergelantungan dilautan manusia, dihimpit gemuruh istighfar...
Ya Baitullah...
Wajah wajah basah, menunduk
Tak ada keraguan, inilah keindahan sesungguhnya
Inilah Baitullah itu
Inilah kotak hitam yang terbayang di dalam shalat berjuta juta kepala di setiap adzan berkumandang
Inilah keindahan itu
Keindahan Tanpa batas
Tak ada kebosanan atau enggan,
Memandangnya adalah kenikmatan..
Ada aura mempesona
Menebari wajah wajah yang terpanggil..
HANYA YANG TERPANGGIL MEMENUHI UNDANGAN ALLAH
HANYA YANG TERPANGGIL...
Seruan itu berulang ulang,
Menggema diangkasa disetiap langit dalam do'a
Menanti di lembah yang biasa,
Penantian terindah bagi jiwa jiwa yang beriman.
Yang bergetar,
Yang selalu mengingatnya dalam setiap shalat
Wahai jiwa jiwa..
Apakah kalian mendengarnya..
Baitullah memanggilmu..
Datanglah..
Datanglah,
temui keindahan itu..
Sesegera yang kau bisa..
Hajj bukan paksaan, tapi hadiah terindah..
Bagi jiwa yang terpanggil..
Memeluknya..
Membelainya...
Du'a rakaat saja..
Membenamkan wajah..
Menunda resah resah..
Mengutarakan taubattannasuha..
Labaika Ya Baitullah...
La baikallahumma La Baik..
La baikala sarika laka labbaik..
Innal Hamda.. Wanikmata.
Laka wal Mulk
Laa syarika lak..
Aku datang wahai Baitullah
Aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah
Tak ada sekutu BagiMu
Sesungguhnnya puji puji
Dan nikmat nikmat
Adalah milik Mu
Tak Ada sekutu Bagimu...
Ungkapkanlah semesra yang kau bisa
Tak usah ragu, tak usah malu
Tak ada mata yang peduli
Semua sibuk memuji-Nya
Katakanlah
Aku datang...
Menyambut panggilan Mu
Aku Akan datang..
Datanglah..
Datanglah..
Jangan takut hartamu habis..
Karena dunia ini akan kau campakan..
Selepas upacara penguburanmu..
Datanglah...
Datanglah...
Tidakkah kau mendengarnya...
Baitullah memanggilmu...
Dia memanggilmu
Ada pengampunan disana
Dia memanggilmu..
Menunggu magrib ditepian Alharam
Berlarian di saffa marwah
Tawaf beberapa putaran
Menyapa rukun yamani
Menyentuh.. dinding dinding Baitullah
2 rakaat di hijr Ismail
2 rakaat di hijr Ibrahim..
Menyentuh lagi Yamani..
Mengintip Hajarul aswad
Berebutan menghisapnya..
Aduhai lembutnya..
Aduhai mesranya..
Aku tahu engkau Hanyalah Batu..
Tapi Rasulullah junjunan Kami telah Menciumnya
Dan kami mengikutinya...
Jejak jejak assunah Mulia..
Debu debu beterbangan..
Menyambut dzuhur di jabal tsur
Menemui Ashar di arafah
Menanti senja di jabal rahmah..
Iyah
Jabal rahmah,
Saat Adam-Hawa dipertemukan
Dalam rindu yang mendayu dayu..
Menatapi langit arafah...
Dihamparan sahara makkah..
Aduhai...
Kami iri mendengarnya..
Kami ingin mengulangnya..
Jabal nur memanggil manggil..
Selepas fajar pagi itu..
Seperti tak percaya..
Benar, Bukit itu.. dipuncaknya Gua Hira..
Disana kekasih kami,
Muhammad Shalallahualaihiwassalam
Menerima wahyu dari langit..
Dari jibril Alaihissalam..
Iqra..
Iqra warobbukal Aqram.........
............
Kami menangis lagi, tak kuasa melanjutkan..
Zamzam yang kami bawa
Memang tak cukup
Tapi Kami terus melangkah
Mendaki Gua Hira
Memandangi Makah Dari ketinggian
Nikmatnya..
Syahdunya
Tangga demi tangga..
Tangga demi tangga..
Aduhai terjalnya.
Inikah perjuanganmu Ya Rasulallah..
Tiap hari bukit ini kau jajaki
Ini Assunahmu
Kini ku tapaki..
Iyah..
Di Gua Ini
Di terbing terjal Ini..
Di Gua Hira Ini
Kakimu yang telanjang mendaki
Ya Rasulallah shalalahualaihiwassalam
Seakan ku menunggumu keluar dari Mulut Gua itu dengan senyummu
Aku ingin sekali menyapamu,
Sekedar berkata;
Jazakallah Ya Rasulallah!
JAZAKALLAH YA RASULALLAH..
JAZAKALLAH YA RASULALLAH..!
JAZAKALLAH YA RASULALLAH SHALALLAHU ALAIHI WASSALAM..
======================================
Semoga prosa bebas ini memanggilmu ! Menggugahmu wahai jiwa jiwa, wahai muslimin muslimah yang telah mampu. Berangkatlah, bersegeralah... Mengunjungi Baitullah Adalah Bukan Paksaan, Tapi Keindahan Tanpa Batas
======================================